previous arrow
next arrow
Slider

Pak Marthin dan La Trobe University

Setiap bulan kami di Komunitas Anak Halmahera (KAHERA) melakukan update tentang tokoh inspirasi yang berasal dari Maluku/Maluku Utara atau khususnya wilayah Halmahera untuk dimuat di blog ini. Di bulan ini, kami mendapatkan kesempatan luar-biasa untuk mewawancarai bapak Dr. Marthin Nanere AMAMI, CPM, yang adalah dosen senior di kampus La Trobe University di Australia. Tanya-jawab ini langsung direspon oleh pak Nanere melalui email meskipun banyaknya kesibukan beliau sebagai seorang dosen di kampus terkemuka di Australia.

Marthin_2

Pak Marthin (sebelah kiri) bersama adiknya, pak Chris Nanere yang menetap di Australia

KAHERA: mohon pak Marthin jelaskan latar belakang Bapak secara singkat (keluarga, pendidikan & profesi)

Pak Marthin: dari enam anak di keluarga mendiang Almarhum Profesor Nanere, saya adalah anak laki-laki pertama. Dilahirkan di Ambon tanggal 15 Oktober 1965. Keluar dari Ambon untuk mencari ilmu di wilayah Jawa, khususnya Bogor. Setelah lulus SD, SMP, SMA kemudian melanjutkan ke jenjang Sarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB), jurusan Agribisnis, dengan jalur penerimaan langsung dengan beasiswa sampai selesai di tahun 1988. Di Tahun 1995, dengan mendapatkan beasiswa dari pemerintah Kanada, saya menyelesaikan sekolah S2 di Universitas Guelph, propinsi Ontario, Kanada, di bidang ekonomi pertanian. Tahun 1996 mendapat kesempatan dan beasiswa untuk mengambil S3 di Universitas La Trobe dengan topik pengelolaann ekonomi dan pemasaran sumberdaya alam di Australia. Selama belajar S3, saya juga menyempatkan diri untuk mengajar di Universitas Melbourne dan La Trobe.

KAHERA: bagaimana proses hingga Bapak bisa menjadi dosen di La Trobe University?

Pak Marthin: di tahun 1999, saat terjadi konflik horizontal di Maluku kami sekeluarga mengungsi ke Jakarta. Kebetulan di tahun yang sama ada lowongan kerja terbuka bagi siapa saja di salah satu kampus Universitas La Trobe, Shepparton. Puji Tuhan dari beberapa orang yang melamar, saya yang mendapatkan pekerjaan tersebut. Sejak itulah saya menjadi dosen di Universitas La Trobe. Setelah mengurus urusan birokrasi dengan Universitas Pattimura (UNPATTI) di Ambon, akhirnya saya diijinkan untuk menjadi dosen di Universitas La Trobe. Walaupun demikian, hubungan saya dengan UNPATTI tetap sangat baik bahkan kerjasama dengan beberapa dosen dan fakultas berjalan sangat baik dalam hal kerjasama penelitian dan pelatihan. Saya dikaruniakan tiga orang anak, dua laki-laki, Gary dan Garrett namanya, dan satu perempuan, Mel. Profesi saya saat ini adalah Senior Lecturer in Marketing di La Trobe Business School, Universitas La Trobe. Menjadi dosen di luar negeri itu memang sudah menjadi cita-cita saya sejak kecil. Bagi kebanyakan mahasiswa yang mengambil S3 di Australia, biasanya hanya belajar. Karena tekad saya untuk menjadi dosen di luar negeri, saya mengambil kesempatan untuk mengajar dengan melamar menjadi asisten dosen (tutor). Dengan demikian saya mendapat banyak pengalaman untuk mengajar di dalam Bahasa Inggris.

KAHERA: apa saja tantangan yang dihadapi saat beberapa bulan tinggal di Australia & bagaimana cara menghadapinya?

Pak Marthin: karena sebelum di Australia, saya sudah tinggal di Kanada selama 4 tahun, tantangan yang saya hadapi tidak terlalu berat dalam hal bahasa dan budaya. Yang menjadi tantangan utama saat itu adalah bagaimana mengatur keseimbangan antara belajar dan mengajar. Cara menghadapinya adalah dengan mengaktifkan diri dengan kegiatan-kegiatan olah raga dan musik. Saya banyak mengikuti pertandingan badminton dan bermain musik (gitar) di kelompok persekutuan dan gereja. Selain itu saya menyibukkan diri dengan bekerja mengatar pizza di malam hari selama dua kali seminggu.

KAHERA: apakah sulit saat awal-awal mengajar di kampus yang rata-rata mahasiswanya adalah “native speaker” & Bapak harus mengajar dalam Bahasa Inggris?

Pak Marthin: awalnya memang agak gugup, tapi lama-kelamaan makin percaya diri dengan terus belajar dan berlatih sendiri terus menerus. Berlatih dan berlatih adalah salah satu taktik yang baik untuk memperbaiki diri dalam mengajar. Selain itu, saya coba untuk banyak membaca dan membuka wawasan sehingga pada waktu mengajar saya bisa membagikan apa yang saya dapatkan kepada murid-murid saya.

KAHERA: apa pengalaman paling berkesan saat menjadi dosen di La Trobe?

Pak Marthin: pengalaman yang paling berkesan adalah pada saat ketemu mahasiswa dan/atau bekas mahasiswa di supermarket atau bank atau kantor pemerintahan dll, karena merasa senang bisa memberikan kontribusi untuk mereka. Selain itu, saat wisuda bertemu dengan mahasiswa dan orangtua mereka dari Australia dan luar Australia khususnya untuk mahasiswa internasional.

KAHERA: menurut Bapak apa yang harus dilakukan oleh para mahasiswa atau perguruan tinggi di Maluku Utara dalam meningkatkan mutu pendidikan?

Pak Marthin: bagi mahasiswa, seharusnya belajar untuk kerja keras dan disiplin diri tanpa harus diawasi oleh orang lain. Selalu berusaha melakukan sesuatu melebihi dari apa yang diminta. Selalu bertanya apa lagi yang bisa saya kerjakan. Jangan pernah merasa puas tapi selalu mau terus belajar dan belajar. Usahakan untuk melakukan sesuatu yang lain seperti hobi sehingga hidup ini menjadi lebih berwarna dan dinamis serta tidak membosankan. Bagi saya, musik, olahraga dan fotografi menjadi selingan yang saya kerjakan selain sebagai dosen di Universitas.

Bagi perguruan tinggi, harapan saya suatu saat perguruan tinggi menjadi professional. Itu berarti, sistemnya harus dibina sedemikan rupa sehingga semua proses yang berjalan harus transparan. Tugas utama perguruan tinggi adalah tiga hal, pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Yang harus menjadi fokus dari perguruan tinggi adalah bagaimana membuat ketiga hal tersebut menjadi lebih efektif and efisien. Itu bererarti perguruan tinggi harus segera membenahi diri dengan mulai menerapkan pentingnya komunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris dan Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Inggris sangat penting khususnya di era globalisasi ini, sehingga menjadi keharusan bagi setiap kita untuk kerja keras dan melengkapi diri dengan penguasaan Bahasa sehingga kesempatan untuk bekerjasama dengan universitas-universitas lainnya di luar negeri menjadi lebih mudah. Penelitian-penilitian yang dilakukan seharusnya berasal dari bisnis, industri dan masyarakat sehingga pada akhirnya semua yang terlibat mendapatkan manfaat dan keuntungan.

Secara pribadi saya ingin menyampaikan bahwa tidak selamanya perguruan tinggi bisa menjawab tantangan yang ada di di daerah dan masyarakat di Maluku Utara. Model Community College mungkin menjadi alternatif yang lebih tepat untuk dikembangkan seperti yang sudah ada di Tobelo, melalui Politeknik Padamara.

KAHERA: apa pesan-pesan Bapak untuk anak-anak muda di Malut khususnya di Halmahera?

Pak Marthin: pesan saya buat anak-anak muda di Malut, ingatlah bahwa waktu yang ada ini sangat singkat. Coba untuk bermimpi dan bercita-cita yang tinggi. Selalu mau belajar terus dan jangan pernah cepat putus asa, karena kegagalan itu sebenarnya adalah pelajaran berharga untuk menjadi batu loncatan kepada keberhasilan di kemudian hari. Rawat dan jaga kesehatan, jiwa dan roh, karena ketiganya sangat berkaitan sekali. Ingat apa yang kita buat sekarang adalah investasi ke depan. Semua keputusan ditangan kita. Kegagalan akan selalu kita temui, akan tetapi jangan pernah berhenti karena gagal, tetapi maju terus dan belajar dari setiap kegagalan, yang merupakan guru yang baik buat kita. Satu hal lagi yang terakhir tapi cukup penting adalah sebagai orang percaya kerjakan yang terbaik tugas-tugas kita dan ijinkan Tuhan untuk campur tangan dalam penyerahan kita.

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

You may also like...

2 Responses

  1. anita says:

    thanks for your information

    • admin says:

      Hi Anita, sama – sama. Silahkan ikuti sosial media kami di Facebook: Anak Halmahera, Twitter: @AnakHalmahera1 dan Instagram: anakhalmahera1.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Enter Captcha Here : *

Reload Image